JogjaRockarta Festival menggelar yang kedua kalinya setelah sukses mendatangkan Dream Theater pada gelaran pertama ditahun 2017 lalu kini supergrup band Megadeth mengguncang JogjaRockarta Festival 2018. Festival rock itu digelar di Stadion Kridosono, Kota Jogjakarta pada 27 Oktober mendatang. Selain Megadeth, band-band rock Indonesia juga ikut mengisi acara tersebut.
Megadeth datang ke Indonesia dalam rangkaian tour dunia, setelah mereka berkarya selama 35 tahun. Band asal Los Angeles, California, Amerika Serikat ini merupakan band Thrash Metal legendaris yang telah lama berkarir di dunia musik Metal.
"Selain tour dunia, mereka sekaligus juga dalam rangka launching album baru pada April (2019)," ujar Anas Syahrul Alimi, Founder JogjaRockarta dalam konferensi pers di Legend Coffe, Kota Jogjakarta, Sabtu (30/6/2018).
Megadeth telah menghasilkan 15 album rekaman dan menjual jutaan ribu copy. Megadeth diketahui populer lewat album perdana Killing is My Bussiness yang dirilis pada tahun 1985 silam. Kemudian Dystopia pada 21 Januari 2016.
"Megadeth tahun lalu juga mendapatkan penghargaan musik bergengsi, Grammy Award untuk kategori best metal performance," katanya.
Megadeth sendiri didirikan oleh Dave Mustaine pada 1983 silam. Dalam perjalannya mereka telah bongkar pasang personel. Saat ini band tersebut digawangi oleh Dave Mustaine pada vokal dan gitar, David Ellefson pada bass, Kiko Loureiro di gitar, kemudian Dirk Verbeuren pada drum.
JogjaRockarta Festival 2018 akan digelar dalam 1 hari saja. Selain Megadeth juga akan didukung oleh band-band papan atas nasional.
Di ajang rock yang dipromotori Rajawali Indonesia Communication dan disponsori Bak Jateng ini, band Megadeth tidak hanya memainkan lagu-lagu mereka. Megadeth menghibur, menunjukkan kelas mereka sebagai band metal papan atas dunia.
Lagu-lagu "wajib" mereka antara lain :
Hangar 18, In My Darkest Hour, Sweating Bullets, Shympony of Destruction, "A Tout Le Monde, hingga Holy Wars...The Punishment Due dibawakan Megadeth dengan maksimal. Tak pelak, crowd yang hadir pun tak hanya berjingkrak-jingkrak, melainkan juga beberapa kali melahirkan karaoke massal.
Hangar 18, In My Darkest Hour, Sweating Bullets, Shympony of Destruction, "A Tout Le Monde, hingga Holy Wars...The Punishment Due dibawakan Megadeth dengan maksimal. Tak pelak, crowd yang hadir pun tak hanya berjingkrak-jingkrak, melainkan juga beberapa kali melahirkan karaoke massal.
Mustaine bahkan begitu semringah di show kali ini. Dia berkali-kali tersenyum dan membuat joke-joke serta gestur jenaka sepanjang konser.
Tak lupa, Megadeth juga memberi penghormatan khusus kepada band-band Indonesia yang jadi pembuka gigs mereka di Kridosono. "Kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada band-band Indonesia yang tampil sebelum kami. Mereka semua luar biasa," ujar Mustaine di sela-sela konser.
Comments
Post a Comment